(Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian)
Oleh:
Eldineri
Zulkarnain
1214121073
LABORATORIUM HAMA DAN PENTAKIT TANAMAN
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri merupakan
organisme mikroskopis. Bakteri berasal dari bahasa Yunani yaitu Bakterion yang
berarti batang kecil. Ciri-ciri umum bakteri yaitu tubuh uniseluler, tidak
berklorofil, bereproduksi dengan membelah diri, habitatnya dimana-mana (tanah,
air, udara, dan makhluk hidup), diameternya 0.1-0.2 um, bakteri aktif bergerak
pada kondisi lembab. Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil, kokus, dan
spirilum. Dengan
adanya perbedaan bentuk-bentuk tersebut dapat menunjukkan karakteristik spesies
bakteri, tetapi tergantung pada kondisi pertumbuhan.Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen sehingga tidak berwarna
dan hampir tidak kelihatan karena tidak kontras dengan medium dimana mereka
hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pewarnaan agar
bakteri tampak jelas bila diamati dengan mikroskop.
Melihat
dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri
itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel
dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Olek karena itu teknik pewarnaan sel
bakteri ini merupakan salahsatu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi.
Prinsip
dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari
bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan
ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada
pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan
pewarna
asam dan pewarna basa. Pewarna asam
dapat tejadi karena bila senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH
mendekati netral dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif, sehingga
pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel, maka sel
tidak berwarna. Pewarna asam ini disebut pewrna negatif. Contoh pewarna asam
misalnya : tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat, eosin dan lain-lain.
Pewarnaan basa bisa terjadi biasenyawa pewarna bersifat positif, sehingga akan
diikat oleh dinding sel bakteri dan sel bakteri jadi terwarna dan terlihat.
Contoh dari pewarna basa misalnya metilin biru, kristal violet, safranin dan
lain-lainPewarnaan gram merupakan pewarnaan umum
dalam bidang bakteriologi. Dengan pewarnaan
ini, kelompok bakteri dibedakan menjadi dua yaitu bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif . Hasil akhir dari pewarnaan
gram adalah bakteri gram positif akan berwarna ungu/biru,sementara bakteri gram
negatif akan berwarna merah.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan percobaan yang dilakukan kali ini adalah untuk :
Untuk
mempertinggi kontras antara sel dan sekelilingnya, dan mengamati ciri-ciri
tertentu mikroba
II. PROSEDUR PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan
dalam percobaan kali ini adalah jarum ose, kaca preparat, bunsen, pipet tetes,
mikroskop rak tabung reaksi, dan tabung reaksi. Sedangkan bahan yang digunakan
dalam percobaan kali ini adalah
safranin, iodium, kristal violet, biakan mikroba, alkohol, aquades dan bakteri Pseudomonas
florence..
2.2 Prosedur Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
2.2.1 Pewarnaan Sederhana
1.
Melakukan
pengenceran bakteri Pseudomonas florence hingga pengenceran 10-2.
2.
Hasil
pengenceran tersebut diambil dengan menggunakan jarum ose dan diletakkan dalam
kaca preparat.
3.
Kemudian
melakukan fiksasi 2-3 kali diatas bunsen sampai hangat dan agak kering.
4.
Meneteskan
larutan safranin dengan menggunakan pipet tetes kedalam kaca preparat tersebut.
5.
Kemudian
mengfiksasi kembali sampai kering dan kemudian dibilas dengan aquades lali
dilap dengan tisue.
6.
Mengamati
dibawah mikroskop.
2.2.2 Pewarnaan Gram
1.
Melakukan
pengenceran bakteri Pseudomonas florence hingga pengenceran 10-2
2.
Hasil
pengenceran tersebut diambil dengan menggunakan jarum ose dan diletakkan dalam
kaca preparat.
3.
Kemudian
melakukan fiksasi 2-3 kali diatas bunsen sampai hangat dan agak kering.
4.
Meneteskan
satu tetes larutan kristal violet kemudian didiamkan 1-2 menit,kemudian
membilas dengan air mengalir.
5.
Setelah
itu meneteskan satu tetes larutan iodium kemudian didiamkan 1-2 menit setelah
itu dibilas dengan air mengalir,kemudian dibersihkan dengan alkohol 96%.
6.
Meneteskan satu tetes larutan safranin
kemudian didiamkan 1-2 menit,setelah itu dibilas dengan air mengalir. Apabila
hasil akhir berwarna biru maka gram positif dan apabila berwarna merah berarti
gram negatif.
III.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Adapun
hasil pengamatan dari percobaan ini adalah:
|
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
1.
|
|
Pewarnaan Sederhana
|
|
2.
|
|
Perwanaan Gram
|
3.2 Pembahasan
Pada praktikum
kali ini bertujuan agar praktikan terampil dalam melakukan pewarnaan gram dan
pewarnaan sederhana, dan mempelajari teknik pewarnaan gram an sederhana untuk mempermudah
mengidentifikasi pengamatan mikroba.
Pewarnaan sederhana
bertujuan untuk mempelajari kegunaan pewarnaan untuk mempertinggi kontras
antara sel dan sekelilingnya dan mengamati ciri ciri bakteri. Prinsip pewarnaan
sederhana adalah bakteri diwarnai oleh reagen tunggal. Pewarna dasar dengan
kromogen muatan positif disarankan,selama asam nukleat bakteri dan komponen
dinding sel membawa muatan negatif yang menyerap dengan kuat dan mengikat
kation kromogen. Penting diperhatikan lamanya waktu pewarnaan tergantung pada
jenis pewarna yang digunakan.
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan
yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu
jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah
bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat
basofilik (suka air dan basa). Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam
memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada
zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan
negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak
banyak ditemukan pada permukaan sel. Zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat
mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa
digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet,
safranin dan karbol fuehsin.
Pewarnaan Gram (atau's metode Gram)
adalah sebuah metode empiris yang membedakan bakteri spesies ke dalam dua kelompok besar ( Gram-positif dan Gram-negatif ) berdasarkan kimia dan sifat fisik mereka dinding sel . Noda Gram hampir selalu merupakan langkah
pertama dalam identifikasi organisme bakteri. Sedangkan pewarnaan Gram adalah
alat diagnostik berharga dalam penelitian kedua pengaturan. Tidak semua bakteri
klinis dan dapat secara definitif diklasifikasikan dengan teknik ini, sehingga
membentuk variabel Gram dan Gram indeterminant
kelompok juga.
Pewarnaan
Gram merupakan pemisahan dari semua
bakteri menjadi dua kelompok besar, yang mempertahankan zat warna primer (gram-positif)
dan yang mengambil warna counterstain (gram-negatif). Pewarna utama adalah
kristal violet dan sekunder pewarna biasanya baik safranin O atau dasar
fuchsin. Beberapa lebih umum meliputi: jenuh ungu kristal (sekitar 1%), Ungu
dan 2% alkohol violet kristal Kristal.
Jenis
bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan
gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran
sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang
berada di antara dua lapis membran sel. Bakteri
gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna metil
ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak.
Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan
setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna
merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua
tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka (Rudi,
2010).
Ciri – Ciri bakteri gram positif
1.
Struktur dinding sel tebal (15 – 80 nm) dan berlapis
tunggal.
2.
Komposisi kimiawi : kandungan lipid rendah (1 - 4 %),
peptidoglikan lapis tunggal (>50%), asam tekoat.
3.
Kerentanan terhadap penisilin→ lebih rentan (peka).
4.
Pertumbuhan dihambat oleh zat-zat warna dasar (misal ungu
kristal)
5.
Persyarataan nutrisi → relatif rumit pada banyak spesies.
6.
Resistensi terhadap gangguan fisik→ lebih resisten (tahan).
7.
Reaksi terhadap pewarna primer atau ungu kristal iodium →
dapat menahan sampai akhir prosedur (sel tampak biru gelap/ungu).
Ciri-ciri
bakteri gram negatif
1.
Dinding sel tipis (10-15 nm) berlapis tiga (multi).
2.
Kandungan lipid tinggi : peptidoglikan (10% berat kering),
tidak ada asam tekoat.
3.
Kerentanan terhadap penisilin kurang rentan.
4.
Pertumbuhan tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar.
5.
Persyaratan nutrisi → relatif sederhana.
6.
Resistensi terhadap gangguan fisik→ kurang resisten
7. Kehilangan kompleks warna ungu
kristal pada waktu dicuci alkohol → terwarnai pewarna tandingan safranin (sel
tampak merah muda).
Aplikasi zat warna tunggal, atau lebih dari 1 zat
warna. Pewarnaan gram pada praktikum ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu:
1.
Pemberian cat warna utama (cairan
kristal violet) berwarna ungu.
2.
Pengintesifan cat utama dengan
penambahan larutan mordan JKJ.
3.
Pencucian (dekolarisasi) dengan
larutan alkohol asam.
4.
Pemberian cat lawan yaitu cat warna
safranin.
Faktor – faktor penentu keberhasilan dalam
pewarnaan mikroba ialah:
1.
Fiksasi
Fiksasi dilakukan sebelum zat warna digunakan,
bertujuan untuk:
1. Melekatkan
sel pada gelas objek.
2. Membunuh
mikroba, karena sel dalam keadaan mati lebih mudah diwarnai daripada sel dalam
keadaan hidup.
3. Melepaskan
granular protein menjadi gugus reaktif-NH3 yang akan
bereaksi dengan gugus OH- dari zat
warna.
4. Mencegah
terjadinya otolitis sel, yaitu proses pecahnya sel yang disebabkan oleh enzim
yang ada didalamnya.
5. Merubah daya
ikat zat warna.
Fiksasi dapat dilakukan secara fisik dengan pemanasan
ataupun pengeringan secara dingin, sedangkan yang paling umum dilakukan secara
kimia dengan penambahan sabun, formalin, fenol, dan sebagainya.
2.
Pelunturan
warna
Pelunturan warna bermaksud untuk menghilangkan warna
sel yang telah diwarnai. Senyawa ini digunakan untuk menghasilkan keadaan yang
kontras pada sel mikroba sehingga dengan jelas dapat dilihat dibawah mikroskop
misalnya.
Pada umumnya sel mikroba yang mudah diwarnai akan
lebih cepat pula dilunturkan, sedangkan sebaliknya sel mikroba yang sukar
diwarnai akan sulit pula untuk dilunturkan. Sifat cepat dan lambatnya cara
pelunturan inilah yang diperbedakan untuk membedakan kelompok mikroba setelah
diberi pewarnaan.
Dari segi ketahanan sel terhadap senyawa kimia,
dibidang mikrobiologi dikeSnal ada tahan asam, tahan alkohol, tahan air dan
sebagainya. Ketahanan terhadap suatu zat kimia inipun dipergunakan untuk
membedakan kelompok mikroba.
IV. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang
perlu kita pahami sebagai berikut :
1.
Pewarna sederhana dapat
diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna
saja.
2.
Prinsip pewarnaan sederhana
didasarkan pada zat warna yang digunakan hanya terdiri dari satu zat yang
dilarutkan dalam bahan pelarut yang merupakan suatu cara yang cepat untuk
melihat morfologi bakteri secara umum.
3.
Pewarnaan Gram merupakan pemisahan dari semua bakteri menjadi dua
kelompok besar, yang mempertahankan zat warna primer (gram-positif) dan yang
mengambil warna counterstain (gram-negatif).
4. Bakteri
gram negatif pada teknik pewarnaan akan menghasilkan warna merah dan bakteri
gram positif akan menghasilkan warna ungu/ biru.
5.
Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi
pewarnaan, dan penggunaan zat warna penutup.
DAFTAR
PUSTAKA
Baker .1986. Microssopy and Microbiology.London:Saunder Collage Publishing
Dwidjoseputro.1994.Dasar – Dasar Mikrobiologi.Jakarta:Djambatan
Hadietomo.1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek.Jakarta:Gramedia
Hastuti. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang:
Universitas Negeri
Malang.
Pelczar.1986.Dasar
– Dasar Mikrobiologi.Jakarta:Universitas Indonesia






0 komentar:
Posting Komentar