(Laporan Praktikum
Mikrobiologi Petanian)
Oleh:
Eldineri Zulkarnain
1214121073
![]() |
LABORATORIUM
HAMA DAN PENYAKIT
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari
biologi yang mempelajari tentang organisme yang mikroskopik yakni meliputi
bakteri, virus, fungi, alga dan protozoa. Mikrobiologi boleh dikatakan
merupakan ilmu yang masih baru. Dunia jasad renik barulah ditemukan sekitar 300
tahun yang lalu dan makna sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah
dipahami sekitar 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi
muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti karena mikroorganisme
digunakan oleh para peneliti dalam penelaah hampir semua gejala biologis yang
utama.
Dalam melakukan praktikum mikrobiologi, tentunya
digunakan berbagai macam alat dengan fungsinya masing-masing sehingga sangat
perlu keterampilan dalam menggunakan alat-alat mulai dari cara membersihkan
sampel, penggunaan, dan penyimpanannya. Olehnya itu, maka perlu diadakan
praktikum ini yaitu agar dapat memberikan pemahaman kepada kita mengenai
alat-alat yang sering digunakan pada praktikum mikrobiologi.
1.2.Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mengenal berbagai jenis alat standar
didalam Laboratorium
2. Mengetahui nama fungsi dan prinsip kerja
dari setiap alat
II.
METODELOGI PRAKTIKUM
2.1.Alat dan Bahan
Adapun alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah pena dan kertas HVS, sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
keseluruhan alat yang ada di laboratorium mikrobiologi, yang digunakan adalah
cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, gelas beaker, gelas ukur, gelas
drigalsky, haemorymeter, kaca preparat, spatula, Bunsen, mortar,
sphectrophometer, colony counter, autclave, laminar air flow, timbangan
elektrik, magnetik stiner, rotamixer, mikroskop majemuk, mikroskop stereo,
mikropipet, scapel, pinset, jarum ent, jarum ose, dan rubber bulb.
2.2.Prosedur Percobaan
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
1. Menyiapkan mikroskop, alat- alat glass,
alat sterilisasi, dan alat- alat lain yang digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi.
2. Menggambar alat- alat tersebut pada
lembar laporan yang telah disediakan.
3. Memberikan keterangan dari bagian alat-
alat tersebut. Kemudian mencatat fungsi dari alat- alat tersebut.
III.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil Pengamatan
|
No.
|
Gamabar
|
Keterangan
|
|
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
|
5
|
|
|
|
6
|
|
|
|
7
|
|
|
|
8
|
|
|
|
9
|
|
|
|
10
|
|
|
|
11
|
|
|
|
12
|
|
|
|
13
|
|
|
|
14
|
|
|
|
15
|
|
|
|
16
|
|
|
|
17
|
|
|
|
18
|
|
|
|
19
|
|
|
|
20
|
|
|
|
21
|
|
|
|
22
|
|
|
|
23
|
|
|
|
24
|
|
|
|
25
|
|
|
|
26
|
|
|
3.2.Pembahasan
Fungsi
dari alat-alat standar yang ada di Laboratorium Mikrobiologi Pertanian adalah:
1.
Cawan petri, Cawan petri yaitu wadah yang
menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah
penyimpanan dan pembuatan kultur media. Prinsip kerjanya yaitu, medium
diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan penutup
cawan.
2.
Tabung reaksi, Tabung reaksi adalah gelas tahan
panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan
medium atau larutan yang akan disterilkan. Prinsip kerjanya yaitu
sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume tidak diketahui karena tidak
dilengkapi dengan skala.
3.
Labu erlenmeyer, Tabung erlenmeyer
adalah tabung kaca yang berbentuk kerucut dengan mulut sempit, memiliki
kapasitas 50, 100, 250, 500, 1000, dan 2000 ml. Fungsinya untuk menyimpan
medium, menyimpan larutan sisa, atau larutan yang akan dipergunakan, dan tempat
untuk menyimpan medium yang akan disterilkan. Prinsip kerjanya yaitu sebagai
wadah penyimpanan benda cair dengan jumlah besar dan berskala.
4.
Gelas breaker, adalah alat penampung cairan yang dapat digunakan
untuk berbagai macam keperluan. Fungsinya hampir sama dengan Erlenmeyer namun
perbedaannya adalah beaker glass memiliki mulut bercucuk yang lebar dan
diameter mulut sama dengan diameter bagian dasar sehingga sesuai untuk proses
pengadukan dengan spatula. Alat ini tidak cocok untuk menampung cairan steril
mengingat mulut yang lebar memperbesar resiko kontaminasi dan tumpah.
5.
Gelas ukur, Gelas ukur adalah tabung yang
dilengkapi dengan bibir tuang dan kaki yang berbentuk heksagonal, memiliki
skala dan berfungsi untuk mengukur volume larutan yang akan digunakan. Ukuran
gelas ini bermacam-macam, mulai dari volume 25 ml sampai dengan volume 250 ml.
jenis gelas ukur ada yang tahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan
panas (gelas biasa). Pembuatan larutan sterilisasi eksplan, yaitu chlorox
selalu menggunakan gelas ukur. Pada saat menggunakan gelas ukur perlu
diperhatikan cara membaca skala pada gelas ukur. Prinsip kerjanya yaitu sebagai
wadah penyimpanan benda cair dengan jumlah besar dan berskala.
6.
Gelas drigalsky, Merupakan alat kaca
yang berbentuk segitiga pada ujung batangnya. Berfungsi untuk menyebar medium
atau mikrobia pada cawan petri. Prinsip kerjanya yaitu, medium atau mikrobia
yang berada pada cawan petri diratakan dengan menggunakan alat ini.
7.
Haemocytometer, berupa slide kaca tebal berbentuk empat persegi panjang.
Pada bagian tengahnya terdapat kotak sebanyak 400 buah. Yakni terdiri dari 25
kotak besar, 1 kotak besar terdiri dari 16 kotak kecil, sehingga berjumlah 400.
Alat ini sangat akurat untuk menghitung kepadatan plankton yang ada dengan
meletakan gelas penutup diatasnya, maka akan diketahui kedalaman kotak, yakni
0,1 mm, panjang 1 mm dan lebar 1mm.
8.
Kaca preparat, tempat ulasan
spesimen padat atau cair yang akan dilihat dengan mikroskop.
9.
Spatula, Spatula adalah Alat untuk mengaduk
campuran larutan agar menjadi homogen.
10. Bunsen, Bunsen yaitu alat
sterilisasi yang berbentuk botol pendek dengan badan yang bundar. Dilengkapi
dengan sumbu dan menggunakan spiritus sebagai bahan bakar. Digunakan untuk
memanaskan medium, mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari
platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose. Cara menggunakannya yaitu
menyalakan Bunsen lalu memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar.
Alat ini juga digunakan dalam pengerjaan secara aseptik yaitu dengan
mendekatkan di sekitar tempat pengerjaan mikrobia untuk menghindari terjadinya
kontaminasi. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan pijaran api kecil.
11. Mortar dan pestle yang terbuat
dari porselin digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi sampel, misal
daging, kacang atau tanah sebelum diproses lebih lanjut.
12. Sphectrophometer, Spektrofotometer
yaitu alat yang berfungsi untuk mengukur kekeruhan suspensi sel dengan cara
menentukan jumlah cahaya dilewatkan dari suatu sumber cahaya monokromatik yang
dilewati oleh suatu sel fotoelektrik yang dihubungkan dengan suatu
galvanometer, sehingga jumlah cahaya yang dilewatkan dapat diukur. Prinsip
kerjanya adalah pendugaan pertumbuhan mikroba secara turbidimetri.
13. Colony counter, Alat ini berguna
untuk mempermudah perhitungan koloni bakteri atau jamur yang tumbuh setelah
diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut
dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan
pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat ditandai
dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Cara menggunakannya yaitu setelah
kita ON-kan, kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam
kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi dan mulia menghitung dengan
menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
Prinsip kerjanya adalah menghitung mikroba secara otomatis dengan bantuan pulpen/tombol hitung.
Prinsip kerjanya adalah menghitung mikroba secara otomatis dengan bantuan pulpen/tombol hitung.
14. Autclave, berfungsi mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang digunakan dalam mikrobiologi, menggunakan uap air panas, tekanan 1
atm dan suhu 121º C.
15. Laminar Air Flow (LAF), adalah alat yang
berguna untuk bekerja secara aseptis dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman,
penanaman, dan pemindahan tanaman dari suatu botol ke botol yang lain dalam
kultur in vitro. LAF mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara
sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
Alat ini diberi nama Laminar Air Flow karena meniupkan udara steril secara
kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan
spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman.
Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui
filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang
sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI),
dengan menggunakan blower. Prinsip
kerjanya yaitu, menyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit sebelum laminar
air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata. Siapkan semua
alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dalam
Laminar Air Flow Cabinet, disemprot terlebih dahulu dengan alcohol 70% atau
spiritus. Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau spiritus
untuk mensterilkan LAF. Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow.
Nyalakan lampu dalam LAF, selanjutnya LAF sudah siap untuk digunakan.
16. Timbangan elektrik, adalah alat
untuk mengetahui berat / massa suatu bahan. Di dalam lab mikrobiologi umumnya
dipakai untuk menimbang media pertumbuhan, menimbang sampel, dll. Timbangan
digital saat ini dilengkapi dengan penara kembali (tare), pengubah
satuan, ketelitian yang tinggi, dan fitur lainnya. AOAC (2000) menyebutkan
bahwa timbangan analitik standar untuk mikrobiologi harus memiliki ketelitian
0,1 g dengan kapasitas ≥2000 g.
17. Magnetik stirer, berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan dan panas.
Alat ini terdiri dari hot plate stirrer dan batangan magnet yang
terpisah. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan
sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Di dalam pelat juga terdapat
suatu magnet yang dapat diatur kecepatan putarannya sehingga magnetic stirrer
yang dimasukkan ke dalam wadah berisi larutan akan mengikuti putaran di dalam
pelat dan tercipta arus pengadukan otomatis.
18. Rotamixer, adalah suatu Alat yang
digunakkan untuk memastikan campuran dalam suatu cairan
19. Mikroskop majemuk, adalah alat
berlensa yang digunakan untuk melihat objek kecil yang sukar dibedakan jika
dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop memiliki banyak jenis dan fungsinya,
tetapi jenis mikroskop yang paling umum digunakan adalah mikroskop cahaya. Pada
umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1
mm maka jika ingin melihat morfologi sel mikroorganisme diperlukan bantuan
mikroskop. Mikroskop cahaya umumnya memiliki perbesaran dari 40x sampai 1000x
sehingga sesuai untuk melihat morfologi sel mikroorganisme.
20. Mikroskop stereo, berfungsi
untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Di
Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk menghitung
atau mengamati secara detail bentuk koloni bakteri atau jamur yang tumbuh pada
cawan petri. Perbesaran maksimal yang mampu dilihat adalah 40x. (informasi lebih lengkap mengenai cara penggunaan
mikroskop, jenis-jenis mikroskop dan aplikasinya, dapat dilihat pada Morfologi
Mikroorganisme).
21. Mikropipet, Memindahkan cairan yang bervolume
cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl.
22. Scapel, merupakan Alat untuk
mengiris atau memotong bahan sesuai kebutuhan.
23. Pinset, Pinset memiliki banyak
fungsi diantaranya adalah untuk mengambil benda dengan menjepit. Misalnya, saat
memindahkan cakram antibiotik
24. Jarum ent, Berfungsi untuk
memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia yang berbentuk benang.
25. Jarum ose, adalah batang kaca
yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang berbentuk lurus dan adapula yang
bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke
media yang akan digunakan kembali. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian
mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati.
26. Rubber bulb, adalah alat untuk menyedot larutan
yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler
merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran
yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate)
berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan
katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas.
Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari
pipet ukur.
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Alat-alat pada
laboratorium mikrobiologi terbagi atas alat-alat yang terbuat dari gelas dan keramik, alat-alat elektrik,
dan alat-alat yang tidak terbuat dari gelas dan keramik.
2. Yang termasuk alat-alat gelas dan keramik antara lain cawan petri, tabung reaksi, labu erlenmeyer, gelas
beaker, gelas ukur, gelas drigalsky, haemocytometer, kaca preparat, spatula,
bunsen, dan mortar.
3. Yang termasuk alat-alat elekrik yaitu Colony
Counter, spektrofotometer,
timbangan elektrik, magnetik stirer, rotamixer, mikroskop majemuk, mikroskop
stereo, autclave dan laminary air flow.
4. Sedangkan yang termasuk alat-alat yang bukan terbuat dari gelas dan keramik yakni
mikropipet, scapel, pinset, jarum ent, jarum ose, dan rubber bulb.







0 komentar:
Posting Komentar